BANYUWANGI – Nasib Persewangi Banyuwangi benar-benar diujung tanduk
saat ini. Persoalan klasik terkait macetnya pembayaran gaji dan kontrak pemain
bakal kembali sampai ke meja otoritas sepak bola internasional, FIFA. Ini
menyusul sikap salah satu pilar asingnya Moukwelle Sylvian yang kembali
melaporkan Laskar Blambangan ke induk seak bola sejagat tersebut.
Langkah yang dilakukan pemain berkebangsaan Perancis
ini didasarkan atas buntunya negosiasi pembayaran gaji dan kontrak yang coba
dilakukannya kepada manajemen. Upaya ini sekaligus menjadi upaya kedua yang
diupayakan pemain berposisi sebagai gelandang bertahan ini untuk mendapatkan
jatah haknya di Persewangi.
Moukwelle menuturkan upaya untuk mendapatkan haknya
sudah sering dilakukan. Diantaranya dengan menemui langsung manajemen untuk
membahas sisa gaji dan kontraknya yang belum dibayarkan. “Sudah sering ketemu
tapi tidak ada solusi,” katanya.
Nihilnya kejelasan nasibnya inilah yang membuatnya
menulis surat ke FIFA. Dalam balasan organisasi pimpinan Joseph Bletter itu,
manajemen diminta merampungkan persoalan keuangan yang dialami Persewangi
dengan pemain hingga 27 Agustus 2012. Nyatanya hingga kini solusi terkait surat
yang tertuang dalam FIFA belum jelas pangkal ujungnya.
Pendekatan lewat lobi pun sudah dilakukan Moukwelle
kepada manajemen untuk mendapatkan haknya. Namun hanya pepesan kosong yang
diperoleh. Jangankan kepastian pembayaran, niat untuk menyelesaikan persoalan
ini dengan dirinya pun dirasakan tidak ada
sama sekali.
“Saya putuskan untuk menyurati lagi FIFA. Saya lihat
tidak ada niat untuk menyelesaikan masalah ini. Saya ingin pulang ke Perancis,”
ujarnya.
Di Persewangi, Moukwelle seharusnya dibayar Rp 297
juta per musim. Namun sejauh ini dia baru menerima dua kali termin pembayaran
gajinya. Per bulan dia menerima tidak kurang dari Rp 27,5 juta.
Boleh
jadi laporan Moukwelle patut menjadi perhatian bagi nasib persepakbolaan di
Banyuwangi. Bukan mustahil bila tidak ada jalan keluar, sanksi dari otoritas sepak
bola sejagat itu pun bisa saja membayangi Persewangi. Imbas buruknya Persewangi
dinyatakan bangkrut dan dilempar ke kasta terendah kompetisi sepak bola
Indonesia alias Divisi III.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar