Kamis, 11 Oktober 2012

PSSI Masih Sebut ISL Ilegal

Jakarta - PSSI membuat pernyataan bahwa kompetisi Indonesian Super League (ISL) belum sepenuhnya legal. Selama tidak mengikuti aturan federasi, keberadaan mereka adalah ilegal.

Hal itu dikatakan Sekjen PSSI Halim Mahfudz setelah membalas surat tembusan dari FAM (Federasi Sepakbola Malaysia) kepada Pelita Jaya, yang mempertanyakan status pemain mereka, Safee Sali.

Dalam surat balasannya itu PSSI menegaskan bahwa Pelita Jaya termasuk 32 klub yang masih menjalani skorsing (suspended) karena bermain di "breakaway league".

Kepada wartawan di Jakarta, Kamis (11/10/2012), Halim kemudian merilis lagi ke-32 klub yang statusnya masih suspended itu, yakni 14 klub ISL dan 18 klub Divisi Utama.
Klub-klub tersebut adalah Persipura Jayapura, Persiwa Wamena, PSPS Pekanbaru, Persisam Samarinda, Persib Bandung, Pelita Jaya, Sriwijaya FC, Persela Lamongan, Deltras Sidoarjo, Mitra Kukar, Persiba Balikpapan, Persiram Raja Ampat, Persidafon Dafonsoro, PSAP Sigli Divisi Utama: PSGL Guyo Lues. Persih Tembilahan, Persita Tangerang, Persip Pekalongan, Persitema Temanggung, Persiku Kudus, PSIM Yogyakarta, PSMP Mojokerto, PSBK Blitar, Persekam Metro Malang, Persid Jember, Persepam Pamekasan, PS Sumbawa Barat, Barito Putra, Persigo Gorontalo, Persin Sinjai, PSBS Biak, dan Perseru Serui.

Saat disinggung tentang hasil rapat Joint committee (JC) di Malaysia 20 September lalu, bahwa AFC mempersilakan ISL dan IPL menggelar kompetisi masing-masing di musim ini sebagai fase unifikasi sebelum membentuk satu liga di tahun 2014, hal itu tidak dianggap Halim bahwa ISL otomatis legal.

"Saya tidak menegaskan ISL tidak diakui, tapi mereka bukan berarti langsung diakui meski jalan di bawah yurisdiksi PSSI. Tapi mereka harus ikut aturan PSSI sesuai statuta PSSI," ucapnya.

"MoU (rapat JC) itu hal yang berbeda, karena itu acuan untuk unifikasi liga. Klub-klub yang statusnya suspended itu keputusan kongres di Palangkaraya, dan keputusan itu baru bisa berubah pada kongres berikutnya."

Pada Kongres PSSI di Palangkaraya bulan Maret lalu, satu dari sembilan poin yang dihasilkan adalah kongres menyetujui penguatan skorsing kepada 32 klub yang telah diputuskan Komite Eksekutif karena mengikuti breakaway league. Namun, kepada seluruh klub tersebut terbuka kesempatan untuk kembali dengan syarat menyampaikan pernyataan kembali bergabung secara tertulis dan terpublikasikan, juga berjanji untuk memenuhi statuta dan ketentuan yang berlaku.

Hal itulah yang menjadi dasar Halim Mahfudz mengenai pernyataan tersebut, karena hingga kini klub-klub ISL belum pernah membuat pengakuan terhadap kepengurusan PSSI di bawah Djohar Arifin.

Akan tetapi, saat ditanya kenapa PSSI tetap memanggil sejumlah pemain klub ISL untuk masuk ke tim nasional, Halim menjawab, "Mereka anak-anak bangsa terbaik. Jadi kami beri mereka kesempatan." (*)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar