JAKARTA - Nasib apes rupanya belum bisa hilang dari PSSI. Miskin prestasi kini malah ditinggal penonton. Hal inilah yang kemudian membuat PSSI-nya Djohar Arifin untuk hijrah ke Surabaya dalam menggelar pertandingan uji cobanya.
Berbagai laga eksibisi digelar di Jakarta,
termasuk melawan Valencia beberapa bulan lalu, namun animo penonton
ternyata mengecewakan. Terakhir, saat bertanding melawan Korea Utara,
jumlah penonton kurang dari 5000 orang. Jumlah ini terlihat amat kecil
jika dibandingkan dengan kapasitas Stadion Utama Gelora Bung Karno yang
mampu menampung 83 ribu penonton.
Animo penonton Timnas menurun
sejak munculnya dualisme PSSI yang berimbas pada kemerosotan kualitas
Timnas. Dalam lima laga terakhir, Timnas senior tak pernah meraih
kemenangan. Kekalahan paling pahit tentu saat dibantai Bahrain 0-10 dan
0-6. Timnas pun terjerembab ke peringkat 168 dunia, terburuk sepanjang
sejarah.
Kini, PSSI berniat menggeser laga ke luar Jakarta. Uji
coba selanjutnya melawan Vietnam, Sabtu (15/9/12), akan digelar di
Stadion Utama Gelora Bung Tomo.
“Kenapa Surabaya? Pertama, karena
Indonesia itu bukan hanya Jakarta. Buktinya dulu saat Pra Piala Asia
U-22 di Pekanbaru, juga sangat bagus. Dan kedua, selama ini animo
penonton di Surabaya juga cukup bagus. Jadi, wajar jika kita ingin
tempatkan laga timnas ini di Surabaya,” katanya kepada wartawan di
Surabaya, Selasa (11/9/2012).
“Memang, prestasi juga mempengaruhi.
Tapi di Surabaya, saya yakin jumlah penontonnya akan lebih baik dari
Jakarta kemarin,” ujarnya.
Sementara itu, pelaksana tugas Sekjen
PSSI, Hadiyandra, menghimbau insan sepak bola Surabaya untuk menjaga
ketertiban dan menyukseskan pertandingan tersebut.
“Laga ini,
tentunya juga akan menjadi test case untuk laga-laga berikutnya yang
lebih besar, tentunya dalam waktu dekat. Untuk itu, saya meminta bantuan
ke warga Surabaya agar mau datang ke stadion menyaksikan laga ini.
Karena ini juga sangat penting bagi kami agar bisa menambah grade
penyelenggaraan selanjutnya yang mungkin lebih besar," ucapnya.
Hal
senada diutarakan ketua panitia penyelenggara pertandingan, Gede
Widiade. “Saya juga memohon kepada penonton untuk tidak menyalakan
petasan atau kembang api saat pertandingan berlangsung. Karena
pertandingan ini masuk agenda resmi FIFA sehingga pastinya akan ada
sanksi jika semua itu terjadi,” katanya.
Panitia berencana
menerbitkan 55 ribu lembar tiket dengan harga sekitar 20 ribu hingga 250
ribu rupiah, yang diharapkan terjual habis. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar