Jika Paris Saint Germain benar-benar kembali menjadi
pemain utama di kancah Eropa, maka pertandingan Liga Champions pertama
dalam satu dekade terakhir, laga kandang menjamu Dynamo Kiev, merupakan
kesempatan sempurna untuk membuktikan diri kepada segenap benua.
Inilah alasan utama mengapa Qatar Sports Investments (QSI) mengambil
alih PSG. Kalah dalam persaingan gelar Liga Prancis pada musim lalu dari
Montpellier merupakan sebuah pukulan, namun peringkat kedua membuat
mereka berhak mengikuti Liga Champions, yang merupakan hal utama pada
rencana-rencana mereka untuk klub.
Pemilik PSG, Sheikh Tamim bin Hamad Al-Thani akan melihat timnya memenangi trofi dalam kurun waktu yang tidak terlalu lama.
Untuk saat ini, pasukan Carlo Ancelotti setidaknya diharapkan dapat
tampil impresif. Belanja besar-besaran mereka pada musim panas dengan
mendatangkan pemain-pemain seperti Zlatan Ibrahimovic dan Thiago Silva,
membuat mereka berpeluang melakukan hal itu.
Begitu juga pada undian grup yang menghindarkan mereka dari tim
unggulan manapun, setidaknya untuk saat ini. PSG bahkan hanya menghadapi
juara Portugal FC Porto, serta tim Kroasia, Dinamo Zagreb, serta lawan
pertama mereka, Dynamo Kiev.
Akan terdapat tekanan bagi klub ibukota Prancis itu untuk mendapatkan
kemenangan perdana ketika mereka menjamu klub Ukraina itu di Parc des
Princes, yang untuk pertama kalinya akan memanggungkan sepak bola Liga
Champions untuk pertama kalinya sejak 2004.
PSG memulai perjalanan mereka di Liga Prancis dengan lambat, namun
mereka mulai terlihat membaik setelah menang 2-0 atas Toulouse pada
Jumat, di mana kemenangan itu didapat melalui gol-gol yang dibukukan
rekrutan-rekrutan berharga di era QSI - Javier Pastore dan Ibrahimovic.
"Kami mulai melihat Paris Saint Germain yang sebenarnya," kata kapten
Christophe Jallet. "Kami mendapatkan hasil bersama-sama, dan sekarang
tim-tim (lain) akan mulai sedikit lebih takut pada kami."
"Itu bagus bagi kepercayaan diri kami, dan saya harap kami dapat
tetap seperti ini karena pada Selasa kami akan perlu memperlihatkan
bahwa kami memenuhi standar yang dibutuhkan di Eropa."
Mereka dapat terbantu dengan kehadiran Thiago Solva untuk pertama
kaliny di tim inti. Pemain asal Brazil ini disebut-sebut PSG sebagai
"bek terbaik di dunia" ketika ia direkrut dari AC Milan pada musim
panas.
Pertemuan terakhir kedua klub ini terjadi April 2009 di perempat
final Piala UEFA, ketika pertandingan pertama yang tidak menghasilkan
gol membantu Dynamo untuk lolos ke babak selanjutnya dengan kemenangan
3-0 pada pertandingan kedua di Ukraina, dan mereka akan gembira untuk
mengulang kembali skor tersebut.
Kualitas PSG saat ini berarti sebagian besar orang akan menempatkan
Dynamo di posisi tidak diunggulkan, namun mereka sendiri merupakan
raksasa di negeri sendiri, klub tersukses di era Soviet dan salah satu
dari dua klub besar Ukraina saat ini, bersama dengan Shakhtar Donetsk.
Dan, pada musim pertama Andriy Shevchenko di klub itu, mereka mencapai semifinal Liga Champions pada 1999.
Shevchenko telah pensiun pada musim panas, namun pelatih Yuri Semin
dapat berharap banyak pada kedatangan pemain Kroasia, Niko Kranjcar, dan
gelandang asal Portugal, Miguel Veloso, sedangkan bek asal Nigeria,
Taye Taiwo, yang cukup lama memperkuat klub rival utama PSG, Marseille,
didatangkan sebagai pemain pinjaman.
Menjelang kepergian ke Prancis, mereka duduk di peringkat ketiga pada
liga domestik, tertinggal enam poin dari pemuncak klasemen Shakhtar,
setelah mengalahkan Karpaty Lviv 3-1 di kandang sendiri pada Jumat, di
mana Kranjcar mencetak dua gol, dan pasukan Semin telah mengalahkan
Feyenoord dan Borussia Moenchengladbach, untuk mencapai fase grup.
Selain itu, hasil imbang 1-1 yang didapat Ukraina saat melawan
Inggris di Wembley pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia pekan lalu,
memperingatkan bahwa salah satu klub besar di negara itu dapat
dipandang sebelah mata.
Bek Dynamo, Taras Mikhalik, mengatakan melalui situs resmi klub,
"Ukraina terlihat menguasai banyak bola di Wembleu dan kerap
mengendalikan permainan. Demikian juga, kami tidak memiliki alasan untuk
takut di Paris, dan harus keluar serta bermain."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar