Jakarta - Hari Jumat besok PSSI akan
mengumumkan pejabat tetap untuk mengisi pos Sekretaris Jenderal. Supaya
ada perbaikan, sekjen terpilih nanti diminta fokus pada apa yang harus
dikerjakan.
Setelah Tri Goestoro mundur minggu lalu, Ketua Umum
Djohar Arifin menunjuk Hadiyandra sebagai pelaksana tugas (plt) sekjen.
Siapa yang akan ditetapkan akan diumumkan besok.
Selain
Hadiyandra, sejumlah nama lain yang muncul adalah Catur Agus Saptono,
Rudolf Yesayas, Saleh Ismail Mukadar, Agus Yasmin, Halim Madfudz, M.
Kusnaeni, Budiarto Shambazy, Widjajanto dan Gilang Mahesa. Isu yang
beredar, kandidat terkuat adalah Halim Mahfudz.
"Yang penting, siapapun yang terpilih, ia harus mau bekerja full time dan mengerti organisasi," ujar Djohar beberapa waktu lalu.
Terkait
polemik yang ada di tubuh federasi sepakbola di tanah air itu, Ketua
Umum Asosiasi Sekolah Sepak Bola (ASSBI), Taufik Effendi Jursal, memberi
saran supaya figur baru sekjen tersebut bisa membuat iklim sepakbola
lebih baik.
"Menurut saya, selama ini Sekjen tidak fokus. Padahal
ini hal yang sangat penting. Buat saya, seorang sekjen adalah
inisiator, kreator, dan regulator dalam organisasi," tuturnya kepada detiksport, Kamis (13/9/2012).
"Sekjen
harus kuat dalam menyusun planning-planning. Yang paling penting dalam
situasi saat ini adalah, jangan lagi masuk kepentingan pribadi. Hanya
kepentingan sepakbola," sambungnya.
Mengenai banyaknya “gangguan”
dari luar yang oleh sebagian kalangan dianggap merecoki, Taufik
melihatnya sebagai sesuatu yang "wajar" sekaligus tantangan. Dengan
berfokus pada program-program dan menjalankannya dengan baik, masyarakat
akan bisa menilai siapa yang benar-benar serius ingin memajukan
sepakbola Indonesia.
"Gangguan-gangguan itu anggap saja
'bunga-bunga' (dinamika organisasi). Tapi sebagai seorang kampiun dan
leader, dia harus punya jiwa keberanian. Jika punya niat baik, tidak
boleh frustrasi," tukas pria ang menjadi manajer tim Indonesia U-13 saat
juara ASEAN 2009 di Kinabalu, Malaysia, serta juara U-14 di tempat yang
sama tahun ini.
Salah tugas penting PSSI saat ini adalah kembali
serius mengurus pembinaan usia muda. Taufik kemudian menyebut kompetisi
Piala Suratin yang sempat direncanakan akan dihidupkan kembali, tapi
sampai kini belum jalan juga. PSSI terlalu sibuk mengurusi polemik dan
intrik-intrik di organisasi.
"PSSI fokus saja lah. Program
pembinaan usia muda harus segera dijalankan. Kalau punya cita-cita untuk
meloloskan tim U-15, U-19 dan U-20 ke Piala Dunia yunior, ya fokus pada
itu. Yang lain tidak ada urusan," tukasnya.
Kesalahan sebagian
orang, menurut Taufik, adalah masih berharap tinggi pada tim nasional di
level yunior. Padahal, dengan sistem yang belum berjalan seperti saat
ini, sudah saatnya fokus pengembangan diarahkan pada pembinaan usia
muda, karena mereka masih punya banyak waktu dan jalan yang panjang
untuk bisa berprestasi.
"Orang cuma melihatnya ke
pertandingan-pertandingan timnas (senior). Padahal, yang sangat penting
saat ini adalah bagaimana melahirkan generasi berikutnya yang kuat." (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar