Kamis, 13 September 2012

Sekjen Baru PSSI, Fokus Dong

Jakarta - Hari Jumat besok PSSI akan mengumumkan pejabat tetap untuk mengisi pos Sekretaris Jenderal. Supaya ada perbaikan, sekjen terpilih nanti diminta fokus pada apa yang harus dikerjakan.

Setelah Tri Goestoro mundur minggu lalu, Ketua Umum Djohar Arifin menunjuk Hadiyandra sebagai pelaksana tugas (plt) sekjen. Siapa yang akan ditetapkan akan diumumkan besok.

Selain Hadiyandra, sejumlah nama lain yang muncul adalah Catur Agus Saptono, Rudolf Yesayas, Saleh Ismail Mukadar, Agus Yasmin, Halim Madfudz, M. Kusnaeni, Budiarto Shambazy, Widjajanto dan Gilang Mahesa. Isu yang beredar, kandidat terkuat adalah Halim Mahfudz.
"Yang penting, siapapun yang terpilih, ia harus mau bekerja full time dan mengerti organisasi," ujar Djohar beberapa waktu lalu.

Terkait polemik yang ada di tubuh federasi sepakbola di tanah air itu, Ketua Umum Asosiasi Sekolah Sepak Bola (ASSBI), Taufik Effendi Jursal, memberi saran supaya figur baru sekjen tersebut bisa membuat iklim sepakbola lebih baik.

"Menurut saya, selama ini Sekjen tidak fokus. Padahal ini hal yang sangat penting. Buat saya, seorang sekjen adalah inisiator, kreator, dan regulator dalam organisasi," tuturnya kepada detiksport, Kamis (13/9/2012).

"Sekjen harus kuat dalam menyusun planning-planning. Yang paling penting dalam situasi saat ini adalah, jangan lagi masuk kepentingan pribadi. Hanya kepentingan sepakbola," sambungnya.

Mengenai banyaknya “gangguan” dari luar yang oleh sebagian kalangan dianggap merecoki, Taufik melihatnya sebagai sesuatu yang "wajar" sekaligus tantangan. Dengan berfokus pada program-program dan menjalankannya dengan baik, masyarakat akan bisa menilai siapa yang benar-benar serius ingin memajukan sepakbola Indonesia.

"Gangguan-gangguan itu anggap saja 'bunga-bunga' (dinamika organisasi). Tapi sebagai seorang kampiun dan leader, dia harus punya jiwa keberanian. Jika punya niat baik, tidak boleh frustrasi," tukas pria ang menjadi manajer tim Indonesia U-13 saat juara ASEAN 2009 di Kinabalu, Malaysia, serta juara U-14 di tempat yang sama tahun ini.

Salah tugas penting PSSI saat ini adalah kembali serius mengurus pembinaan usia muda. Taufik kemudian menyebut kompetisi Piala Suratin yang sempat direncanakan akan dihidupkan kembali, tapi sampai kini belum jalan juga. PSSI terlalu sibuk mengurusi polemik dan intrik-intrik di organisasi.

"PSSI fokus saja lah. Program pembinaan usia muda harus segera dijalankan. Kalau punya cita-cita untuk meloloskan tim U-15, U-19 dan U-20 ke Piala Dunia yunior, ya fokus pada itu. Yang lain tidak ada urusan," tukasnya.

Kesalahan sebagian orang, menurut Taufik, adalah masih berharap tinggi pada tim nasional di level yunior. Padahal, dengan sistem yang belum berjalan seperti saat ini, sudah saatnya fokus pengembangan diarahkan pada pembinaan usia muda, karena mereka masih punya banyak waktu dan jalan yang panjang untuk bisa berprestasi.

"Orang cuma melihatnya ke pertandingan-pertandingan timnas (senior). Padahal, yang sangat penting saat ini adalah bagaimana melahirkan generasi berikutnya yang kuat." (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar